Minggu, 01 April 2012

Umi Sardjono


Sejarah gerakan perempuan Indonesia tak bisa lepas dari namanya. Beliau bernama Umi Sardjono, lahir di Semarang pada 24 Desember 1923 dan meninggal di usia 88 tahun. Semasa muda Umi mengenyam pendidikan di Semarang hingga kuliah di Akademi Sosial Politik, lantas melanjutkan sekolahnya di Jakarta pada 1950-an.

Umi meninggal di kampung halamannya, semasa sakit Umi dirawat seorang keponakan dan ia juga yang sudah menemani Umi hingga menutup mata. Kampung halaman Umi berada di Jalan Tegalan, Matraman, Kampung Melayu, Jakarta Pusat.

Umi juga tercatat sebagai salah satu penghuni Panti Waluyo Sejati Abadi di Jalan Kramat V, Jakarta. Di panti tersebut, Umi tinggal bersama belasan pe­rempuan korban 1965. Panti yang diresmikan Gus Dur dan Taufiq Kiemas itu menampung para korban G30S/1965 yang rata-rata pernah dipenjara minimal 11 tahun.

Dikisahkan semasa zaman pendudukan Jepang, Umi membuka warung di depan markas tentara Peta, yang digunakan sebagai pos penghubung antara para aktivis dengan kelompok gerakan komunis bawah tanah. Umi merupakan istri seorang pria benama Sukisman (seorang pemimpin PKI), tentunya secara langsung Umi juga merupakan anggotanya.

Senin, 19 Maret 2012

Dibalik Fenomena Lagu Genjer-Gerjer


Lagu genjer-genjer yang asli diciptakan oleh Almarhum Muhammad Arief. Dalam perkembangannya lagu genjer - genjer sangat popular di Era jaman orde lama, lagu genjer – genjer  sering di putar diradio – radio dan menjadi Hit di tahun 1950 - 1960an. Banyak penyanyi Top Indonesia yang membawakan lagu ini, seperti Bing  Slamet dan lilies suryani.


Lagu ini sebenarnya  berbahasa jawa,  didalam lagu ini menceritakan tentang  kondisi rakyat yang semakin sesangsara dibanding sebelumnya. Bahkan ‘genjer’ (Limnocharis flava) tanaman gulma yang tumbuh di rawa-rawa sebelumnya dikosumsi itik, namun menjadi santapan yang lezat akibat tidak mampu membeli daging diera masa pendudukan jepang.

Mengenal GERWANI

Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) didirikan pada 1954, sedang cikal bakalnya sudah berdiri pada 1950. Organisasi ini sangat aktif sampai tragedi 1965, terutama di kalangan rakyat kecil dari perkotaan sampai pedesaan. Para pemimpin Gerwani terdiri dari kaum intelektual cerdik pandai maupun kaum aktivis buruh dan tani. Mereka telah menghimpun kaum perempuan untuk berjuang bersama kaum laki-laki merebut hak-hak sosial politiknya.

Di bidang pendidikan mereka telah mendirikan sekolah Taman Kanak-kanak, utamanya untuk kalangan tak berpunya dengan bayaran kecil maupun gratis di seluruh pelosok negeri. Gerakan ini juga giat mendirikan tempat penitipan anak-anak bagi ibu pekerja dengan bayaran ringan maupun gratis.